Min, Temanku

On Jumat, 11 November 2011 / By Gavrila Ramona Menayang / Reply
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang emas itu.

"Pemberhentian berikutnya: Monumen nasional."

"Kita turun di sini ya, Cik?"

"Iya, Min."

Min itu temanku, yang sedang berjalan di depanku, di pagi hari yang cerah ini. Ada beberapa keluarga muda sedang jalan-jalan pagi di sekitar kami.

Tidak sampai hati aku, mengatakan kepadanya.

Maka kami berjalan terus. Seakan tidak terjadi apa-apa. Seakan aku tidak melihat apa-apa. Kami berjalan terus.

Pagi ini sama seperti pagi lainnya. Beberapa orang sinis akan berkata, Ini hari bosan biasa, tapi orang-orang seperti Min akan berkata,

"Hari yang cerah!"

"Iya," aku menimpali seadanya. Aku tidak bisa berkonsentrasi. Aku tidak bisa turut menikmati. Tapi aku juga tidak sampai hati.

"Foto, yuk!"

"Oke."

Cklek.

Beberapa menit berlalu dan matahari sedikit lebih frontal memamerkan jati dirinya. Min mengidekan untuk duduk sebentar dan minum. Aku manggut-manggut saja.

Kami duduk di atas rumput, mengunyah dan meneguk dalam diam.

"Min?"

"Ya?"

Ia terlihat ceria.

"Ng..."

Ada belek besar di ujung mata kirimu.

"...Tidak apa-apa."

3 Responses to “Min, Temanku”

Comments

  1. Anonim says:

    Padahal udah siap2 buat terenyuh... tapi kalimat kedua terakhir malah bikin: =________=

  2. Anka says:

    blog berdebuuuu~

  3. hiksssssssssss. percayalah aku cukup sedih :'D

Reply