Dari Mana Ratu Drama Datang? Dari Kebutuhan akan Suasana Dramatis
On Senin, 16 Mei 2011 /
By Gavrila Ramona Menayang /
Reply
Sore itu Dina berada di tengah-tengah taman--sendirian, duduk di bawah sebuah saung kecil. Saat itu hujan tik-tik-tik dan hanya ada tiga-empat orang di sekitarnya.
Seperti massa ramai tetes air hujan jatuh ke genangan-genangan dan Dina terpaksa mengamatinya. Rumput hijau pasrah tersiram--tapi sepertinya mereka senang. Pohon-pohon tinggi juga, mereka seperti menyambut kedatangan teman-teman. Langit warnanya tidak jelas mau abu-abu atau ungu.
Tiga-empat orang di sekitar cuma termangu. Ikut menonton tarian jutaan tetes.
Dina merasa suasana ini pas sekali untuk mendukungnya bersedih. Sayang, sungguh sayang, saat ini dia sedang gembira.
Maka, pada satu saat yang langka dalam hidupnya yang nyari dua puluh tahun, Dina berharap dia sedang merasa sedih.
Seperti massa ramai tetes air hujan jatuh ke genangan-genangan dan Dina terpaksa mengamatinya. Rumput hijau pasrah tersiram--tapi sepertinya mereka senang. Pohon-pohon tinggi juga, mereka seperti menyambut kedatangan teman-teman. Langit warnanya tidak jelas mau abu-abu atau ungu.
Tiga-empat orang di sekitar cuma termangu. Ikut menonton tarian jutaan tetes.
Dina merasa suasana ini pas sekali untuk mendukungnya bersedih. Sayang, sungguh sayang, saat ini dia sedang gembira.
Maka, pada satu saat yang langka dalam hidupnya yang nyari dua puluh tahun, Dina berharap dia sedang merasa sedih.
Cabikan
-
“Wiiiinaaaaa!” Bahkan sebelum dia berteriak begitu, aku sudah bisa merasakan kehadirannya dari ujung lorong. Aku selalu bisa membaui aro...
-
"Selamat ulang tahun, Anya...!" Anya terdiam sejenak; dengan kaget memandang belasan wajah-wajah familiar dengan senyuman membeku-...
-
Sore itu, dua orang anak berambut cokelat berjalan pulang ke rumahnya--kakaknya yang perempuan rambutnya lebih terang, dan adiknya yang laki...
-
Ada roti manis dan biskuit keju di lemari, serta sekartun besar susu cokelat di kulkas. Aku mengambil semuanya itu dan memasukkannya ke dala...
-
Tolong aku. Kadang, kalau aku sedang duduk sendirian di kelas dan tidak benar-benar memikirkan apapun, aku melamun dan aku dapat mendengar s...
-
"Jadi, bagaimana kamu bilang cinta ke dia?" Matahari dan bekas-bekasnya sudah tidak kelihatan lagi. Cahaya di perpustakaan tua ini...
-
Kamar Julian tidak pernah rapi--kecuali selama beberapa hari, yang berlangsung kira-kira enam bulan sekali. Karena, kira-kira enam bulan sek...
-
Dan hari ini pun sama. Dia masih tidak menyapaku. Padahal aku sudah memaksakan diri bangun jam enam pagi, untuk dapat berangkat jam setengah...
-
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang em...
-
"Fiftitty dallas." Mirna mengernyit selama sepersekian detik, memandang Cina di hadapannya. Si Cina balas menatap. Tak bergeming d...
Search
Nomina Insan
- Gavrila Ramona Menayang
- jong selebes, murid-Nya yang kinasih, duapuluh satu, mahasiswi arsitektur, tukang sketsa, tukang cerita, penata amatir, penyuka buah dan jajanan, pengguna aktif bahasa Indonesia