Percakapan (2)
On Kamis, 26 Mei 2011 /
By Gavrila Ramona Menayang /
Reply
"Eh, Bu, permisi..."
Pria itu perlu mengulangi kalimatnya karena si nenek tua masih juga bergeming seakan ada sumbat di telinganya dan lem di pantatnya. Dengan sedih pria tersebut menghela napasnya. Karena ia tidak mungkin menyingkirkan nenek ini dengan paksa, ia mulai memikirkan dimana ia bisa bekerja selanjutnya bila ia dipecat dari perpustakaan kota ini.
"Kenapa kamu dipecat dulu?" begitu bos barunya akan bertanya.
"Eh--karena saya tidak menutup jendela, Pak," begitu ia akan menjawab dengan pelan.
"Hmm..." dan bos barunya tidak akan tahu tentang nenek menyebalkan yang menghalanginya menutup jendela.
"Nak."
Suara si nenek membuyarkan lamunannya. Tidak seperti yang ia duga, suaranya lancar dan nyaring. Lebih seperti penyiar radio daripada seorang nenek yang tidak lagi punya rambut hitam.
"Eh--iya, Bu?" si pria muda salah tingkah.
"Kamu pernah jatuh cinta, Nak?"
Makin salah tingkah--ditambah bingung, ditambah frustasi--si pria muda hanya megap-megap seperti ikan dikeluarkan dari akuarium. Si nenek, sementara itu, manggut-manggut paham, seakan pria muda itu menjawab dengan sesuatu yang panjang dan pantas didengarkan.
"Baiklah," kata si nenek setelah beberapa detik hening yang ganjil. "Ceritakan padaku bagaimana."
--bersambung
Cabikan
-
“Wiiiinaaaaa!” Bahkan sebelum dia berteriak begitu, aku sudah bisa merasakan kehadirannya dari ujung lorong. Aku selalu bisa membaui aro...
-
"Selamat ulang tahun, Anya...!" Anya terdiam sejenak; dengan kaget memandang belasan wajah-wajah familiar dengan senyuman membeku-...
-
Sore itu, dua orang anak berambut cokelat berjalan pulang ke rumahnya--kakaknya yang perempuan rambutnya lebih terang, dan adiknya yang laki...
-
Ada roti manis dan biskuit keju di lemari, serta sekartun besar susu cokelat di kulkas. Aku mengambil semuanya itu dan memasukkannya ke dala...
-
Tolong aku. Kadang, kalau aku sedang duduk sendirian di kelas dan tidak benar-benar memikirkan apapun, aku melamun dan aku dapat mendengar s...
-
"Jadi, bagaimana kamu bilang cinta ke dia?" Matahari dan bekas-bekasnya sudah tidak kelihatan lagi. Cahaya di perpustakaan tua ini...
-
Kamar Julian tidak pernah rapi--kecuali selama beberapa hari, yang berlangsung kira-kira enam bulan sekali. Karena, kira-kira enam bulan sek...
-
Dan hari ini pun sama. Dia masih tidak menyapaku. Padahal aku sudah memaksakan diri bangun jam enam pagi, untuk dapat berangkat jam setengah...
-
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang em...
-
"Fiftitty dallas." Mirna mengernyit selama sepersekian detik, memandang Cina di hadapannya. Si Cina balas menatap. Tak bergeming d...
Search
Nomina Insan
- Gavrila Ramona Menayang
- jong selebes, murid-Nya yang kinasih, duapuluh satu, mahasiswi arsitektur, tukang sketsa, tukang cerita, penata amatir, penyuka buah dan jajanan, pengguna aktif bahasa Indonesia