Kalau Sampai Hari Punya Nama

On Sabtu, 12 Februari 2011 / By Gavrila Ramona Menayang / Reply
Kadang-kadang, aku merasa sebuah hari--ya, yang 24 jam itu--seperti punya kepribadiannya sendiri. Memang, akal sehatku berkata bahwa akulah yang pribadi, dan hari hanyalah sebuah sarana. Tapi imajinasiku malah bilang kalau setiap hari adalah seorang pribadi, dan aku hanyalah seorang manusia kecil di dalamnya. Itulah kenapa aku sering berubah-ubah--karena aku memang tidak tetap. Pribadiku hanya ikut-ikutan pribadi hari yang berlangsung saat itu (tidak tahu kenapa, imajinasiku memilih untuk membatasi setiap pribadi dari matahari terbit hingga tenggelam--tidak lebih, tak juga kurang).

Hari ini kuberi nama Ribet.

Reply