Terpotong

On Selasa, 01 Februari 2011 / By Gavrila Ramona Menayang / Reply
Sekarang jam tiga pagi. Semua lampu mati dan nyaris tidak ada suara sama sekali. Aku terbaring di kasurku, meringkuk seperti kucing.

Meringkuk diam seperti kucing mati.

Kupejamkan mata dan berusaha mengosongkan pikiran. Berusaha tidak memikirkan apa-apa supaya aku tertidur lagi. Kosong. Kosong. Kosong. Nanti mau makan roti isi selai kacang, ah. ... Kosong. Kosong. Kos--

Percuma. Sekarang jam setengah empat pagi. Aku ingin tertidur--kumohon, siapapun yang berwenang atas ini, biarkan aku tidur lagi. Tarik lagi aku ke alam bawah sadar. Percuma. Kosong, kosong, kosong. Kosong, kosong, kosong. Pikiranku kosong seperti tong. Ngomong-ngomong sampah sudah dibuang belum ya, tadi?

Sekarang jam lima pagi. Ada ayam gila berkukuk nyaring. Baiklah. Baiklah, aku menyerah. Aku beri penghargaan tinggi pada sutradara yang berwenang sekitar jam dua pagi. Aku kenang selalu, seingatku, karyamu--walau apapun yang aku lakukan, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan mimpi indah yang terpotong tadi.

One Response to “Terpotong”

Comments

  1. non.human says:

    minum susu dulu vi sebelum tidur biar cepat ngantuk :D

Reply