Bunyi-Bunyian
On Rabu, 15 Juni 2011 /
By Gavrila Ramona Menayang /
Reply
Dia memang sengaja memilih jenis bunyi yang tidak berisik, sehingga ketika sebuah surat masa singkat (SMS) datang, telepon genggamnya hanya bersuara pelit,
Pip.
Responnya terhadap bunyi singkat nan nyaring ini pun sama pelitnya: hanya berguling di kasurnya dan mengerang pelan. Tak mau disentuhnya telepon genggam itu.
Sebut saja dia sedang main tuli-tulian. Artinya, sama seperti main masak-masakan itu pura-pura masak, ia sedang pura-pura tuli. Dan, supaya asyik mainnya, tak diberinya hirau pada segala gelombang bunyi yang mampir ke syarafnya.
Tok! Tok! Tok!, pintu kamarnya diketuk oleh Bi Ijah. "Neng, makan malam, Neng."
Pip, SMS lagi. Pip.
Tok! Tok! Tok! Bi Ijah menegur dengan suara datar. "Neng, mau makan nggak, tuh."
Rrring...! Rrrring...! Telepon genggamnya berbunyi panjang. Sekarang ada yang menelepon, tapi dia masih setia pada permainannya yang tuli-tulian.
Pip.
Rrrring...! Rrring...!
Tok! Tok! Tok!
Pip.
Rrring...!
"Neng?"
Pip.
Supaya afdol, ditambahkannya pada pura-pura tuli, pura-pura tidur. Supaya mantap, diberinya efek suara ngorok a la babi yang keras sekali, seperti yang pernah dia lihat dilakukan oleh Goofy di sebuah film kartun, sampai Bi Ijah dibalik pintu mengedip kaget:
"Groooook...! Psiu... Groooook...! Psiu..."
Pip.
Responnya terhadap bunyi singkat nan nyaring ini pun sama pelitnya: hanya berguling di kasurnya dan mengerang pelan. Tak mau disentuhnya telepon genggam itu.
Sebut saja dia sedang main tuli-tulian. Artinya, sama seperti main masak-masakan itu pura-pura masak, ia sedang pura-pura tuli. Dan, supaya asyik mainnya, tak diberinya hirau pada segala gelombang bunyi yang mampir ke syarafnya.
Tok! Tok! Tok!, pintu kamarnya diketuk oleh Bi Ijah. "Neng, makan malam, Neng."
Pip, SMS lagi. Pip.
Tok! Tok! Tok! Bi Ijah menegur dengan suara datar. "Neng, mau makan nggak, tuh."
Rrring...! Rrrring...! Telepon genggamnya berbunyi panjang. Sekarang ada yang menelepon, tapi dia masih setia pada permainannya yang tuli-tulian.
Pip.
Rrrring...! Rrring...!
Tok! Tok! Tok!
Pip.
Rrring...!
"Neng?"
Pip.
Supaya afdol, ditambahkannya pada pura-pura tuli, pura-pura tidur. Supaya mantap, diberinya efek suara ngorok a la babi yang keras sekali, seperti yang pernah dia lihat dilakukan oleh Goofy di sebuah film kartun, sampai Bi Ijah dibalik pintu mengedip kaget:
"Groooook...! Psiu... Groooook...! Psiu..."
*
Cabikan
-
“Wiiiinaaaaa!” Bahkan sebelum dia berteriak begitu, aku sudah bisa merasakan kehadirannya dari ujung lorong. Aku selalu bisa membaui aro...
-
"Selamat ulang tahun, Anya...!" Anya terdiam sejenak; dengan kaget memandang belasan wajah-wajah familiar dengan senyuman membeku-...
-
Sore itu, dua orang anak berambut cokelat berjalan pulang ke rumahnya--kakaknya yang perempuan rambutnya lebih terang, dan adiknya yang laki...
-
Ada roti manis dan biskuit keju di lemari, serta sekartun besar susu cokelat di kulkas. Aku mengambil semuanya itu dan memasukkannya ke dala...
-
Tolong aku. Kadang, kalau aku sedang duduk sendirian di kelas dan tidak benar-benar memikirkan apapun, aku melamun dan aku dapat mendengar s...
-
"Jadi, bagaimana kamu bilang cinta ke dia?" Matahari dan bekas-bekasnya sudah tidak kelihatan lagi. Cahaya di perpustakaan tua ini...
-
Kamar Julian tidak pernah rapi--kecuali selama beberapa hari, yang berlangsung kira-kira enam bulan sekali. Karena, kira-kira enam bulan sek...
-
Dan hari ini pun sama. Dia masih tidak menyapaku. Padahal aku sudah memaksakan diri bangun jam enam pagi, untuk dapat berangkat jam setengah...
-
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang em...
-
"Fiftitty dallas." Mirna mengernyit selama sepersekian detik, memandang Cina di hadapannya. Si Cina balas menatap. Tak bergeming d...
Search
Nomina Insan
- Gavrila Ramona Menayang
- jong selebes, murid-Nya yang kinasih, duapuluh satu, mahasiswi arsitektur, tukang sketsa, tukang cerita, penata amatir, penyuka buah dan jajanan, pengguna aktif bahasa Indonesia