BRUK! PRAK! BYAR!

On Senin, 17 Januari 2011 / By Gavrila Ramona Menayang / Reply
Hari ini hari Sabtu, jadi Melani Davina tidak usah pergi ke sekolah. Ayah dan ibunya sudah pergi sejak pagi dan sekitar jam dua siang kakaknya, Mila, mengumumkan, "Vin? Aku mau jalan nih sama Bayu. Kamu mau ngapain hari ini?" Maka Melani Davina memutuskan untuk menumpang mobil pacar kakaknya sampai ke mal terdekat dan jalan-jalan sendirian.

***

Vina adalah siswi kelas 3 SMP. Ia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakaknya yang pertama, Ayu, sedang berkuliah di Bandung--semester ketiga. Kakaknya yang kedua, yaitu si Mila, sekarang sudah kelas 3 SMA. Sejak kecil Vina mengagumi kedua kakaknya. Ia menunggu saat dimana ia bisa bersikap dan berdandan seperti mereka--"dewasa", begitu menurutnya.

Vina pikir, hari ini dia akan mulai mencoba. Dipakainya celana jins biru yang ketat dan sendal cantik. Dipinjamnya tank top dan cardigan Mila ("Kamu mau ngapain sih, Vin?"). Lalu, diam-diam, dibawanya beberapa gelang dan peralatan rias Mila.

***

Setelah mengucapkan terima kasih dan melambai kepada Mila dan pacarnya, Vina langsung pergi ke toilet wanita untuk "bertransformasi". Dengan semangat, tapi hati-hati, dipakainya bedak wajah dan lip gloss. Dicoretnya juga bagian atas matanya dengan eyeliner. Semua itu dipakainya tipis saja--takut juga dia. Lalu Vina menyisir rambut panjangnya dan menatap pantulannya di cermin toilet umum wanita. Ternyata dia tidak kalah dengan kedua kakaknya. Beberapa tahun ke depan, Vina yakin ia akan tampak bahkan lebih dewasa dan lebih cantik.

Puas, Vina merapikan tas dan memakainya dengan gaya, mengecek pantulannya untuk terakhir kali, dan melangkah ke luar.

***

"Untuk berapa orang?" tanya petugas bioskop dengan datar.

"Em, satu aja," jawab Vina terbata. Dibayarnya, lalu dia duduk di dalam bioskop. Filmnya tidak lama lagi mulai.

Meskipun tidak ada hal menarik yang terjadi di dunia maya, Vina menyibukkan diri dengan Blackberrynya, sambil sesekali memandang para remaja yang lalu-lalang di sekitarnya. Di matanya, anak-anak SMA terlihat sangat keren dan mahasiswa tampak sangat dewasa. Tapi orang tua begitu membosankan.

"Pintu teater dua telah dibuka. Bagi para pengunjung yang sudah memiliki karcis, diharap segera memasuki teater dua."

Vina bangkit berdiri dan memesan popcorn serta minuman--keduanya berukuran kecil. Lalu dengan dagu yang sedikit terangkat dan tangan yang penuh, ia berjalan ke arah pintu...

Ping!

Ah, Blackberrynya berbunyi. Apa kira-kira...?

"Mbak, awas tang--!"

BRUK! PRAK! BYAR!

***

Melani Davina terbaring di atas tangga beranak dua. Perlahan, ia membuka matanya yang basah. Coca-cola berukuran kecil rupanya cukup untuk membasahi seluruh wajahnya, juga bagian atas tank top serta cardigan Mila.

Ada sedetik sepi di dalam bioskop--semua anak SMA, mahasiswa, dan para orang tua terdiam sebentar untuk menengok ke arah Vina. Dua orang petugas bergegas membantunya. Butiran popcorn bertaburan di atas tangga, berbunyi kres kalau terinjak orang lewat.

Reply