Ibu dan/and Dad
On Selasa, 04 Januari 2011 /
By Gavrila Ramona Menayang /
Reply
Tadi pagi, sebelum berangkat sekolah, Alva bertanya padaku:
"Ibu, how come Dad's white and I'm not?"
Aku masih diam terpaku ketika George membunyikan klakson dan Alva mencium pipiku dan pergi. Ah, memang hari ini pasti datang juga, ya. Hari dimana aku harus mencoba menjelaskan kepada Alva. Cuma aku tidak mengira secepat ini. Dia kan baru enam tahun! Itu terlalu cepat... kan?
Sebentar lagi aku sampai rumah; Singapura memang kota yang menyenangkan. Kalau di Jakarta, satu jam lagi baru aku sampai. Padahal jaraknya sama saja. Sebentar lagi aku sampai rumah; sebentar lagi akan bertemu Alva. Kalau sampai dia bertanya lagi... aku rasa aku akan menjelaskan. Sebentar lagi aku sampai rumah.
Aku sampai rumah.
"Halo, Ibu," Alva mencium pipiku.
"Halo, Sayang," aku mencium Alva. "Bagaimana tadi di sekolah?"
"Tadi main truck," dia menjawab cuek.
"Nenek mana?"
"Bobok."
Lalu dia duduk di sofa, menonton televisi. Aku memandangnya; anakku itu kulitnya sawo matang, sama sepertiku. Itu karena ibu biologisnya juga orang Jawa, sepertiku. Dan ayah biologisnya pun orang Jawa, sepertiku.
"Dad mana?" dia bertanya, matanya yang polos menatapku langsung.
"Masih kerja, Sayang," aku duduk di sampingnya. Aku peluk dia. "Alva udah makan?"
"Tadi Alva tanya Nenek." Dia kok tidak nyambung? "How come Dad's white and I'm not." Oh.
Aku diam saja. Rasanya semua bagian tubuh kaku. Oh, Tuhan. Kenapa sih dia tidak lahir dari rahimku saja? Aku diam saja. Aku peluk dia. Tapi tubuhku kaku.
"Nenek bilang Alva 'banyakan makan chocolate."
Aku diam sebentar. "Hah?"
"Nenek bilang," Alva mengulang, lambat-lambat supaya aku mengerti. "'Banyakan makan chocolate. Kulitnya jadi chocolate."
Aku menatapnya. Mata cokelat tuanya dan rambut hitamnya. Dia terlihat tenang-tenang saja.
"Dad makan keju. Jadi Dad putih," lanjutnya.
Rasanya aku mau menangis tapi juga mau tertawa. Entah harus berterima kasih atau marah sama Ibu nanti. Alva menatapku, bingung.
"Ibu kenapa?" Ia terlihat khawatir. Anak manis.
"Nggak apa-apa. Ibu sayang Alva."
"I love you too, Ibu."
Tidak penting bahwa anakku kebanyakan makan cokelat dan suamiku makan keju. Aku sayang mereka berdua dan kami akan hidup bahagia selamanya.
Cabikan
-
“Wiiiinaaaaa!” Bahkan sebelum dia berteriak begitu, aku sudah bisa merasakan kehadirannya dari ujung lorong. Aku selalu bisa membaui aro...
-
"Selamat ulang tahun, Anya...!" Anya terdiam sejenak; dengan kaget memandang belasan wajah-wajah familiar dengan senyuman membeku-...
-
Sore itu, dua orang anak berambut cokelat berjalan pulang ke rumahnya--kakaknya yang perempuan rambutnya lebih terang, dan adiknya yang laki...
-
Ada roti manis dan biskuit keju di lemari, serta sekartun besar susu cokelat di kulkas. Aku mengambil semuanya itu dan memasukkannya ke dala...
-
Tolong aku. Kadang, kalau aku sedang duduk sendirian di kelas dan tidak benar-benar memikirkan apapun, aku melamun dan aku dapat mendengar s...
-
"Jadi, bagaimana kamu bilang cinta ke dia?" Matahari dan bekas-bekasnya sudah tidak kelihatan lagi. Cahaya di perpustakaan tua ini...
-
Kamar Julian tidak pernah rapi--kecuali selama beberapa hari, yang berlangsung kira-kira enam bulan sekali. Karena, kira-kira enam bulan sek...
-
Dan hari ini pun sama. Dia masih tidak menyapaku. Padahal aku sudah memaksakan diri bangun jam enam pagi, untuk dapat berangkat jam setengah...
-
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang em...
-
"Fiftitty dallas." Mirna mengernyit selama sepersekian detik, memandang Cina di hadapannya. Si Cina balas menatap. Tak bergeming d...
Search
Nomina Insan
- Gavrila Ramona Menayang
- jong selebes, murid-Nya yang kinasih, duapuluh satu, mahasiswi arsitektur, tukang sketsa, tukang cerita, penata amatir, penyuka buah dan jajanan, pengguna aktif bahasa Indonesia
Kintaka
-
▼
2011
(139)
-
▼
Januari
(29)
- Dua tahun yang lalu, Rima membeli sebuah kacamata ...
- Dona berdiri di tengah-tengah jalanan yang ramai; ...
- Presisi
- (saya lupa)
- Tenang: Kisah Dadi Suhardja dan Tigapuluh Dua Anak...
- Putih
- Keluar ke Luar
- Tolong aku.Kadang, kalau aku sedang duduk sendiria...
- Sok Saja Sih
- Gemas
- Seandainya
- Kenapa Dia Senang Sekali Mendapat Anak Perempuan
- Dari Atas Pohon di Samping Danau
- laripagi
- BRUK! PRAK! BYAR!
- Merah
- Tante Lori
- Malik Bikin Lirik
- Khayal
- Abang
- Benar-Benar Sunyi Senyap
- BALI
- Penyesalan
- Cerita Malaikat Kaca
- dia diam
- Ujian Sudah Selesai
- Ibu dan/and Dad
- Telepon
- Emi Bercermin
-
▼
Januari
(29)