Telepon
On Senin, 03 Januari 2011 /
By Gavrila Ramona Menayang /
Reply
Sudah empat tahun lebih sekarang--tapi aku masih ingat jelas. Ria bukan anak tercantik atau yang paling terkenal, memang, tapi dia itu berbeda. Paling tidak aku yakin dia itu berbeda. Dia selalu tersenyum, dan kedua matanya begitu cerah... ah, aku masih ingat jelas.Ahtelepon, nggak, ya?
"Ria, aduh," aku mendekatinya dengan takut waktu itu. "Pensil loe... hilang nih, kayaknya..."
Dia menatapku dengan dua mata besarnya itu. Rasanya aku bisa tenggelam ke dalamnya kalau dia menatap lebih lama lagi, "Hah?"
"Itu... yang kemarin gue pinjam."
"Ooh," dia tertawa ringan. Dia selalu tertawa, deh. Dalam artian ceria ya, bukan gila. "Nggak apa-apa kok, Way."
"Hah? Nggak, nanti gue ganti kok, Ri. Sori banget, ya."
"Nggak usah! Santai aja," dia tertawa lagi. Ringan lagi.
Lalu dia pergi dan aku terpesona. Ah. Susah menjelaskan pesona seorang Ria. Jejak-jejak tawanya itu tertinggal di hatiku dan aku terpana. Tidak bisa dijelaskan lebih lagi.
Hmm...telepon, nggak, ya?
Aku ini bukan teman dekatnya, bukan siapa-siapanya. Hanya teman sekelas yang jarang bertukar obrol. Maka sudah barang tentu aku tidak akan pernah mengatakannya langsung pada Ria. Mengatakannya padamu saja, aku sulit. Dari dulu aku memang tidak pandai dengan yang begini. Biasanya aku diamkan saja perasaan semacam ini. Biasanya lama-lama akan hilang.
Tapi yang ini sudah empat tahun dan belum hilang juga.
Jaditelepon, nggak, ya?
Aku memainkan telepon genggam butut di tangan. Ini nomornya. Ini nomornya sudah ada. Hmm...
Ria
08567774152
Hmm...
Kalau aku telepon, lalu bilang apa? Halo, ini Wahyu yang teman SMP, mau mengobrol tidak? Ah, apa-apaan. Halo, Ria, ini Wahyu teman SMP loe. Halo, Ria? Halo? Aaaah.
Yang jelas dia akan bingung. Tapi tidak apa-apa, yang penting dia tahu. Mungkin dia akan meladeni sebentar, karena dia kan baik. Setelah itu, ya sudah. Yang penting dia tahu...
Ria
08567774152
Telepon, nggak, telepon, nggak.
Ria.
Ah, masa pengecut amat! Hanya menelepon saja, tidak apa-apa! Aku ini kan anak kuliahan, masa tidak berani juga?
Ria
08567774152
Call.
Tuut...... tuut...... tuut......
Trek.
"Halo?"
...
"Halo?"
...
"Halo? Ini siapa, ya?"
...
...
...
"Halooooo...?"
Trek.
Cabikan
-
“Wiiiinaaaaa!” Bahkan sebelum dia berteriak begitu, aku sudah bisa merasakan kehadirannya dari ujung lorong. Aku selalu bisa membaui aro...
-
"Selamat ulang tahun, Anya...!" Anya terdiam sejenak; dengan kaget memandang belasan wajah-wajah familiar dengan senyuman membeku-...
-
Sore itu, dua orang anak berambut cokelat berjalan pulang ke rumahnya--kakaknya yang perempuan rambutnya lebih terang, dan adiknya yang laki...
-
Ada roti manis dan biskuit keju di lemari, serta sekartun besar susu cokelat di kulkas. Aku mengambil semuanya itu dan memasukkannya ke dala...
-
Tolong aku. Kadang, kalau aku sedang duduk sendirian di kelas dan tidak benar-benar memikirkan apapun, aku melamun dan aku dapat mendengar s...
-
"Jadi, bagaimana kamu bilang cinta ke dia?" Matahari dan bekas-bekasnya sudah tidak kelihatan lagi. Cahaya di perpustakaan tua ini...
-
Kamar Julian tidak pernah rapi--kecuali selama beberapa hari, yang berlangsung kira-kira enam bulan sekali. Karena, kira-kira enam bulan sek...
-
Dan hari ini pun sama. Dia masih tidak menyapaku. Padahal aku sudah memaksakan diri bangun jam enam pagi, untuk dapat berangkat jam setengah...
-
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang em...
-
"Fiftitty dallas." Mirna mengernyit selama sepersekian detik, memandang Cina di hadapannya. Si Cina balas menatap. Tak bergeming d...
Search
Nomina Insan
- Gavrila Ramona Menayang
- jong selebes, murid-Nya yang kinasih, duapuluh satu, mahasiswi arsitektur, tukang sketsa, tukang cerita, penata amatir, penyuka buah dan jajanan, pengguna aktif bahasa Indonesia
Kintaka
-
▼
2011
(139)
-
▼
Januari
(29)
- Dua tahun yang lalu, Rima membeli sebuah kacamata ...
- Dona berdiri di tengah-tengah jalanan yang ramai; ...
- Presisi
- (saya lupa)
- Tenang: Kisah Dadi Suhardja dan Tigapuluh Dua Anak...
- Putih
- Keluar ke Luar
- Tolong aku.Kadang, kalau aku sedang duduk sendiria...
- Sok Saja Sih
- Gemas
- Seandainya
- Kenapa Dia Senang Sekali Mendapat Anak Perempuan
- Dari Atas Pohon di Samping Danau
- laripagi
- BRUK! PRAK! BYAR!
- Merah
- Tante Lori
- Malik Bikin Lirik
- Khayal
- Abang
- Benar-Benar Sunyi Senyap
- BALI
- Penyesalan
- Cerita Malaikat Kaca
- dia diam
- Ujian Sudah Selesai
- Ibu dan/and Dad
- Telepon
- Emi Bercermin
-
▼
Januari
(29)