Khayal

On Rabu, 12 Januari 2011 / By Gavrila Ramona Menayang / Reply
Di suatu tempat antara Parung menuju Cinere, sebuah mobil jemputan--Kijang hitam--berjalan dengan cukup cepat. Selain supir, ada tujuh orang anak duduk diam di dalamnya. Tiga orang laki-laki dan empat orang perempuan. Tiga orang anak SMP dan empat orang anak SD. Nadya duduk di kursi depan.

"Kak Nadya, nyalain radionya, dong," kata Yoan yang duduk di belakangnya. "'Makasih."

Tanpa berbicara, Nadya menyalakan radio. Mip. Informasi jalan tol. Mip. Sebuah lagu lawas. Mip. Suara orang tertawa. ... Lama sekali tertawanya. Mip. Soundtrack Aladdin.

Nadya melanjutkan apa yang dari tadi ia lakukan: memandang ke luar jendela. Mobil, motor, jalan, orang-orang, motor, pohon, pohon mati, jalan, mobil, motor... Huh. Nadya membuang napas panjang. Mobil melewati sebuah jalan yang sepi dan berbatu. Sekarang di kanan-kiri hanya ada rumput. Di belakang mereka ada dua motor. Dua pria berhelm dengan baju serba-hitam.

Wah, pikir Nadya sambil melihat dari kaca spion. Jangan-jangan mereka mau merampok mobil ini.

Nadya pernah melihatnya di film: sebuah bis sekolah dihentikan oleh tiga orang laki-laki berbaju hitam. Mereka diculik dan orang tuanya dimintai tebusan. Mereka tidak bersekolah selama tiga hari, disembunyikan di sebuah rumah tua. Tapi anak-anak ini sangat pintar sehingga akhirnya mereka berhasil meloloskan diri.

Nadya sangat berharap kedua lelaki bermotor itu memang penjahat. Seperti di film.

"Semuanya angkat tangan!" seperti itu mereka akan berseru sambil mengacungkan pistol. Supir akan lari duluan, karena biasanya di cerita tidak ada supirnya. Hanya anak-anak saja. Tapi mereka tidak menembak supir itu karena di cerita ini tidak ada yang mati.

Nadya menahan napasnya. Kedua motor itu masih mengikuti di belakang. Bisa jadi... mereka benar-benar penjahat, pikirnya tegang.

Nadya bisa membayangkannya dengan sangat jelas: kedua penjahat akan menawan mereka di sebuah rumah tua dan meminta nomor telepon orang tua mereka. Anak-anak yang lain akan menangis. Tapi Nadya tidak menangis. Ia sebenarnya jago karate karena ia adalah seorang agen rahasia negara, dan ia akan mengalahkan kedua penjahat tersebut. Lalu teman-temannya akan terkejut. Lalu, dengan helaan napas kesal, Nadya akan berkata, "Ah, harusnya kalian tidak boleh tahu." Lalu ia melarang teman-temannya untuk memberi tahu siapa pun bahwa ia adalah agen rahasia negara. Sejak itu ketujuh temannya memandang Nadya dengan tatapan penasaran...

Namun, beberapa menit kemudian kedua motor itu berhenti di depan sebuah warung.

Beberapa menit kemudian lagi Nadya sampai di rumah dengan selamat. Begitu juga keesokan harinya. Begitu juga keesokan harinya. Begitu juga keesokan harinya. Sampai akhirnya Nadya lulus SMP dan mobil jemputannya tidak pernah kedatangan perampok. Dan Nadya tidak pernah belajar karate. Lalu ia diterima di SMA negeri yang cukup bagus dan melanjutkan sekolahnya.

...

I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride

A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming...

catatantambahan: Aaah habis waktu.

Reply