Keluar ke Luar
On Selasa, 25 Januari 2011 /
By Gavrila Ramona Menayang /
Reply
Suatu hari, Ali berdiri dari kursi kayunya. Ia mulai mengisi ranselnya dengan berbagai macam barang: baju, makanan, mainan. Lalu dia berjalan ke arah pintu dan menengok kepadaku.
"Ayo kita pergi dari sini," katanya.
Ajakan yang menarik sekali. Tapi...
"Tapi aku masih ada pekerjaan untuk dilakukan."
"Tinggalkan saja."
"Tidak bisa."
Ali memandangku lama. Ada setengah-heran dan setengah-pengertian di kedua matanya yang cokelat terang.
"Kamu yakin?"
"...Ya."
Dan dia pun keluar sambil menutup pintu di belakangnya, meninggalkan aku dengan kertas-kertasku dan kursi kayunya yang kosong.
Dan aku; setiap malam aku bertanya pemandangan indah macam apa yang sedang dia lihat sekarang.
catatantambahan: dibuat tanggal 25, ditaruh di sini lima hari kemudian.
"Ayo kita pergi dari sini," katanya.
Ajakan yang menarik sekali. Tapi...
"Tapi aku masih ada pekerjaan untuk dilakukan."
"Tinggalkan saja."
"Tidak bisa."
Ali memandangku lama. Ada setengah-heran dan setengah-pengertian di kedua matanya yang cokelat terang.
"Kamu yakin?"
"...Ya."
Dan dia pun keluar sambil menutup pintu di belakangnya, meninggalkan aku dengan kertas-kertasku dan kursi kayunya yang kosong.
Dan aku; setiap malam aku bertanya pemandangan indah macam apa yang sedang dia lihat sekarang.
catatantambahan: dibuat tanggal 25, ditaruh di sini lima hari kemudian.
Cabikan
-
“Wiiiinaaaaa!” Bahkan sebelum dia berteriak begitu, aku sudah bisa merasakan kehadirannya dari ujung lorong. Aku selalu bisa membaui aro...
-
"Selamat ulang tahun, Anya...!" Anya terdiam sejenak; dengan kaget memandang belasan wajah-wajah familiar dengan senyuman membeku-...
-
Sore itu, dua orang anak berambut cokelat berjalan pulang ke rumahnya--kakaknya yang perempuan rambutnya lebih terang, dan adiknya yang laki...
-
Ada roti manis dan biskuit keju di lemari, serta sekartun besar susu cokelat di kulkas. Aku mengambil semuanya itu dan memasukkannya ke dala...
-
Tolong aku. Kadang, kalau aku sedang duduk sendirian di kelas dan tidak benar-benar memikirkan apapun, aku melamun dan aku dapat mendengar s...
-
"Jadi, bagaimana kamu bilang cinta ke dia?" Matahari dan bekas-bekasnya sudah tidak kelihatan lagi. Cahaya di perpustakaan tua ini...
-
Kamar Julian tidak pernah rapi--kecuali selama beberapa hari, yang berlangsung kira-kira enam bulan sekali. Karena, kira-kira enam bulan sek...
-
Dan hari ini pun sama. Dia masih tidak menyapaku. Padahal aku sudah memaksakan diri bangun jam enam pagi, untuk dapat berangkat jam setengah...
-
Min itu temanku, yang sedang duduk di depanku, dengan latar yang berjalan terus. Sekarang aku bisa melihat ujungnya monumen nasional yang em...
-
"Fiftitty dallas." Mirna mengernyit selama sepersekian detik, memandang Cina di hadapannya. Si Cina balas menatap. Tak bergeming d...
Search
Nomina Insan
- Gavrila Ramona Menayang
- jong selebes, murid-Nya yang kinasih, duapuluh satu, mahasiswi arsitektur, tukang sketsa, tukang cerita, penata amatir, penyuka buah dan jajanan, pengguna aktif bahasa Indonesia
Kintaka
-
▼
2011
(139)
-
▼
Januari
(29)
- Dua tahun yang lalu, Rima membeli sebuah kacamata ...
- Dona berdiri di tengah-tengah jalanan yang ramai; ...
- Presisi
- (saya lupa)
- Tenang: Kisah Dadi Suhardja dan Tigapuluh Dua Anak...
- Putih
- Keluar ke Luar
- Tolong aku.Kadang, kalau aku sedang duduk sendiria...
- Sok Saja Sih
- Gemas
- Seandainya
- Kenapa Dia Senang Sekali Mendapat Anak Perempuan
- Dari Atas Pohon di Samping Danau
- laripagi
- BRUK! PRAK! BYAR!
- Merah
- Tante Lori
- Malik Bikin Lirik
- Khayal
- Abang
- Benar-Benar Sunyi Senyap
- BALI
- Penyesalan
- Cerita Malaikat Kaca
- dia diam
- Ujian Sudah Selesai
- Ibu dan/and Dad
- Telepon
- Emi Bercermin
-
▼
Januari
(29)